Semua aku pikir sama, rata, tak bergelombang dan aku mohon ubah presepsiku Tuhan! dan Kau ubah semua itu, lewat sebuah bunga langka di pegunungan yang tinggi, tak semua berjalan datar, dinamika manusia selalu hidup untuk manusia itu sendiri, aku dan manusia adalah sebuah Dinamika, cinta adalah dinamika, jangan persempit artinya, biarlah besok aku berpikir tentangmu manis. Sekarang izinkan aku merindukanmu, sedikit goyah bersama malam tanpa bunga gunung kesukaanku, menghirup sesaknya hidup bersama baunya cetakan fotokopi buku mata kuliah, percayalah, kamu selalu ada dalam setiap subab disana, biarlah, orang yang dekat! kita adalah orang yang terpisah jalan. Hiduplah untuk ideologimu! aku tau arthashastra tak berbicara rasa, asoka bukanlah musisi, aku tau, Dan kamu bukanlah baghawadgita atau epos ramayana, kamu adalah fakta dalam kebenaran korespodensi yang nyata.
Memang setiap jengkal dunia adalah hasil karya, tapi kau sedikit istimewa, sama dengan setiap syair karya bangsa Arya, kau indah tapi sulit kumengerti, layaknya sakura, kau indah di masa yang indah, namamu adalah sebuah arti kemahasiswaan mu cantik, seorang murid aristoteles tentu tidak bodoh, tidak seperti sang ronin yang gelagapan saat mengangkat Katana menghadapi mimpi dunia, dia bedebah, berusaha merebut hati sang murid filsuf yunani dengan jalan negeri matahari, berkoar bersama amaterasu dan ken arok yang dibantu van de bosch, bersama menghajar dunia.
Tak masalah kau tak mengerti, ini bukan jaman toyotomi Hideyoshi, Ottoman turkipun bukan! Ah sudahlah, ini sudah malam, selamat tidur nama dari Yunani dari orang yang berharap memiliki nama Toyotomi.