sebelumnya anda lebih baik lihat dulu blog temen saya Dwi: http://santaslaysmetal.blogspot.com/2013/12/corat-coret-ospek-taik.html
baik, jujur blogs ini saya buat setelah melihat blog temen saya, dia berbicara pandangannya mengenai sebuah tradisi OSPEK di indonesia, dan entah mengapa saya juga ingin membuat hal yang serupa, oke ini bisa dibilang sebagai pendapat saya mengenai ospek, makanya judulnyapun ikutan corat-coret, ya mungkin melihat teman saya corat-coret saya juga pengen ikutan corat coret hehe.
oke rasanya baru 3 minggu yang lalu saya merasakan OSPEK, lebih tepatnya masa kaderisasi, saya dan teman-teman berjibaku untuk menjadi warga himpunan, dan disana serangan psikis lebih banyak ketimbang fisik, fisik hanya sebatas push up dan saya anggap itu wajar, tapi menilik Ospek yang ada di I**, sebuah kampus yang (kali ini) menambah jumlah korban dari kejamnya senioritas, sekaligus membuka mata kita bahwa "kekejaman ospek belum selesai", ironis memang ketika seorang pelajar pergi ke kampus untuk belajar pada akhirnya harus merenggang nyawa hanya sebuah masalah yang saya anggap itu tidak penting, saya pikir ospek seperti itu (seperti yang ada di I**) hanya sebuah sarana balas dendam dengan menggunakan nama senior, sangat bodoh saya pikir ketika mereka, si senior memperlakukan para juniornya seperti itu, selain tempatnya yang salah, juga akibat dari perlakuan mereka, tentu tahun depan, besar kemungkinan mereka yang sekarang di ospek akan melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan para seniornya, buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonya kan?, lantas bagaimana cara menghentikan sebuah tradisi yang mungkin awalnya tidak diketahui ini?, bisa banyak, bisa dengan cara menghapus total OSPEK dari sekolahan/kampus, atau bisa juga dengan memutus mata rantai kekejaman ini. ingat inti dari OSPEK ialah pengenalan lingkungan, jadi berikanlah pengenalan tentang kampus, atau jika di suruh hal yang aneh-aneh, berikan alasan dan siapkan diri jika alasan tidak bisa diterima oleh junior, bukankah kita (mahasiswa) bersumpah Bertanah air yang satu, tanah air tanpa penindasan, lantas jika perlakuan ini ada, apa ini bukan penindasan? berarti jika ada ospek yang masih melakukan hal yang sama dengan yang ada di kampus itu, bukankan itu berarti melanggar janji kita sendiri selaku mahasiswa indonesia? apalagi kalau ada penghasutan yang bersifat kepentingan, ah saya pikir sih itu bukan jamannya. living life in peace itu lebih baik loh.
mungkin tolong kaji ulang lagi masalah OSPEK ini, apa esensi dan inti dari kegiatan ini, ketika sudah kelewat batas atau sudah gak on the track lagi, saya pikir stop! sebelum semua hal yang tidak diingikan terjadi, bagi saya jadilah senior yang disegani, bukan di takuti, sebab ketika anda di takuti, mereka bisa melewan ketika mereka punya keberanian, tapi disegani, orang akan sopan pada anda. senior itu bukan majikan yang bisa seenak jidat memberlakukan juniornya, dan junior bukan anjing yang bisa diperbudak sesuka hati. hentikanlah sebuah catatan hitam ini. kita boleh keras seperti batu tapi permukaannya halus, tidak kasar.
ya mungkin itu pendapat saya, maklumi jika ada kesalahan.
selamat menjadi mahasiswa progresif, militan, cerdas dan berjiwa seni!
Faika