Senin, 24 Maret 2014

Ijinkan aku menanggapinya.

dari Faika Muhammad Aulia Unsulangi
untuk Desi Darmayanti

Malam ini gelapya des! Maaf jika sebelumnya aku adalah bagian dari kaum kepo yang mempertanyakan surat terbukamu, sekali lagi maaf, aku memang lelaki yang goblok!, tapi ini, untuk kesekian kalinya aku berpikir bahwa "tidak salah memasukanmu dalam salah satu tema blog-ku", jauh sebelum surat terbuka mu itu. Saya pribadi merasa cukup hina saat membaca blogmu, dalam hal ini yang saya maksud adalah sudah berapa lama aku siakan keberadaan orang botak dengan jenggot tipis berttinggi 177cm itu dirumahku, aku mungkin membangkangnya, kadang, dia tak lebih penting dari tugas UPIku, tapi terimakasih banyak Desi, you just an awesome girl!

Malam ini gelap ya des! tulisan ini tidak berniat mewakili ayahmu, karena aku memang bukan ayahmu, biarlah dia yang akan membalasnya lewat cinta kasih dari sang Maha Penguasa , tapi Sist! aku hanya mencoba untuk masuk dalam perasaan yang aku belum rasakan dan pasti akan aku rasakan nanti(yang mungkin aku belum siap), dan aku pikir tulisanmu cukup untuk membuat aku termenung soal Ayah, ya terimakasih Tuhan aku masih memiliknya, baiklah bukan berniat sombong tapi sekali lagi terimakasih banyak, kau mengajariku arti seorang ayah.

Malam ini gelap ya des! andai ini bukan ruang tamu, mungkin aku sedikit ingin menangis, aku bisa bedakan mana tulisan dari hati mana tulisan asal jadi, dan kau menciptakannya dari hati yang terdalam. dalam pengamatanku, awalnya kau adalah perempuan biasa tukang tulis di Fanfiction, yang aku tidak sadari, you just an awesome writer, tulisanmu cukup membuat setiap dalam rongga hidupku terdiam, menemani dan memberi efek istirhat pada otaku yang agaknya mulai tidak waras dengan soal UTS SPI, tulisanmu, lebih dari sekedar Surat, tulisanmu itu cantik, secantik ia yang merasakan.

Malam ini gelap ya Des! jika kau merasakan kesepian malam ini, mungkin aku tidak bisa kesana untuk menghiburmu, menyanyikan lagu Avenged Sevenfold untukmu, atau membawa Ariella, Citra, Adinda dan Dwi kesana maupun si Breee, tapi detik ini aku siap menemanimu, sebisa yang aku mampu, tidak mengunjungi rumahmu, mungkin aku bisa mendoakanmu semoga beasiswamu lancar atau apapun, ya sebisa yang aku mampu.

Malam ini gelap ya Des! Tsukuyomi sedang menemaniku saat ini, Amaterasu mungkin sedang tidur tenang dan di saat yang sama setiap alur pikirku sedang mengamati setiap tulisan suratmu, guruku pernah berkata "setiap orang punya pesonanya masing-masing", dan kau tau Tulisanmu, setiap paragraf dan kalimat yang kau bentuk, setiap sususan titik-koma yang kau buat mungkin salah satunya, maksudku itu adalah salah satu pesonamu.

Malam ini gelap ya Des! there's a place is i remmeber in my life i love u all, coba dengarkan musik the beatles itu, setiap petikan liriknya adalah(mungkin) lara yang sama dengan yang kau rasakan, John Lennon memang bajingan dan bisa membuat lirik itu, tapi mungkin Desi Darmayanti tak butuh untuk menjadi itu, kau sudah lahir dengan cara seperti ini.

Malam ini gelap ya Des! besok mungkin kuliah, aku UTS dan kamu entahlah, tap aku harap kau tidak bersedih terlalu lama, dan aku pikir memang demikian, kau adalah bagian dari perempuan kuat, dalam hal mental. kalau aku, tak menjamin aku siap!

Malam semakin gelap Des! melati selalu tumbuh dalam keadaan apapun, dia indah seperti bunga Sakura untuk orang jepang, menawan cantik dan bersih, nah jadilah melati meski nampaknya kau sudah melakukannya, aku saja yang agak telat tau ya aku memang begitu

Malam semakin gelap Des! terakhir, sampaikan pada beliau, bahwa anaknya begitu hebat, yang kedua dalam urutan anaknya aku khususkan. sampaikan juga doaku untuknya, dari dan bersumber dari suratmu, your father is the great father.

kau tumbuh dia antara belukar berduri
-Dian Pramana Poetra-

melelahkan :)

Selasa, 11 Maret 2014

Cermin Masa Lalu

Cermin Masa Lalu
Oleh: Faika M.A Unsulangi

Kadang manusia merindukan masa lalunya, terlebih yang masa lalunya hidup begitu indah, dibalut kesenangan dan dipertegas kebebasan, seperti contoh: mereka yang kali ini dipenjara, mereka sekarang terikat dalam sebuah sel kecil, kotor, bau dan hina, memang tak semua narapidana(hanya bagi mereka yang miskin uang), namun anggap saja semuanya, di masa lalunya, saat mereka adalah kumpulan manusia bebas, mereka pasti meridukannya, ataupun mereka yang dulunya adalah seorang yang saleh, hidupnya begitu putih dan penuh kebijkasanaan dan sekarang harus meringkus dalam balutan kesesatan yang sulit untuk di lepaskan, terlebih, mereka yang sudah masuk jauh kedalam jurang kehancuran. maaf bukan saya.

Manusia seyogya-nya adalah mahluk yang selalu berpikir dengan akal sehatnya, merasakan dengan hatinya dan juga senantiasa berubah, kenapa?, sebab selama manusia berpikir ia senantiasa berubah, sesuai dengan apa yang ia pikirkan, apa yang ia baca, apa yang ia tau, manusia pasti akan berubah, dia dinamis, sama seperti saya, dia, mereka, kita dan lain-lain, namun kadang proses berpikir yang membuat seseorang berubah malah membuat ia jauh lebih buruk dari sebelumnya, lebih hina, ironis dan tak jarang membuatnya hidup sia-sia, dalam novel berjudul Musashi karya Eiji Yoshikawa, Musashi mengatakan bahwa "jangan lakukan hal yang akan kau sesali", apa maksudnya? bukankah penyesalan datang terakhir?(ditanyakan juga oleh kaka tingkat), menurut interpretasi saya yang dimaksud "jangan lakukan hal yang akan kau sesali" ialah "berpikir jauh lah sebelum bertidak."bukan berarti tidak mengambil resiko dan akhirnya mundur, tapi selalu menggunakan pertimbangan. meniru samurai mungkin sulit namun, tak ada salahnya berguru dari seorang Musashi atas pernyataannya itu, kembali ke masalah masa lalu, sebelum kau membuat hari ini menjadi masa lalu dan membuat masa depan adalah hari ini, pikirkanlah. hidup buka PES yang bisa kau atur ulang. belajarlah dari masa lalu karena kau hidup dimasa depan.

Minggu, 02 Maret 2014

2 bunga langka


2 Bunga Langka
By:Faika M.A Unsulangi

Agaknya sulit dimenegerti, di zaman yang sinting ini, dimana angin perubahan hanyalah suatu ucapan, dimana kesamaan begitu diagungkan, ternyata masih ada dan nyata, mereka 2 bunga langka, yang tumbuh ibarat sakura dan melati yang membuat semua terlihat indah tanpa perlu memperlihatkan “keindahan” mereka yang menurut kaum bangsat itu definisikan, biarlah kalian bersemi tanpa perlu ketakutan dilindas zaman, air akan mengikuti setiap tempat kalian berdiri tegak, seperti permata yang hidup. 
Kau terlihat indah bunga sakura, melintasi setiap bait dalam mimpi bahwa aku ingin melihatmu bersama seekor gagak hitam yang mencoba membawamu, kau adalah keindahan tersendiri wahai bunga sakuraku, yang mengisi setiap rongga dalam nafas pikiranku,mempermainkan akal sehat yang terus kau rasuki dengan indahnya mekarmu, untukmu secercah harapanku, yang tumbuh tegar dalam bayangan hitam kebebasan,aku yakin kau bisa bertahan dari rayuan simponi naif bernama pertanyaan tidak penting yang terlalu kritis (atau mungkin goblok) dalam indahnya mekar sakuramu,  mengertilah bunga kebangaan, aku akan hidup dinamis dalam balutan pengaruh putihmu yang suatu saat nanti merubah sang gagak hitam, dalam nyata dan bukan fiksi belaka, kaulah, satu-satunya sekuntum bunga yang mampu mengubah pemikiran bengis seorang samurai tanpa etika menuju hidup beragama, kau seperti sebuah bukti keindahaan ciptaan Tuhan yang berbicara dalam bahasa yang aku mnegerti, meski sesungguhnya aku tak mampu mengerti bahasa dan caramu, alasanmu dan jiwamu yang terlalu indah, dalam senyum, tawa, bahkan dalam nada cemberut diskusimu. teruntuk bunga sakuraku, Karl Marx mengatakan "agama hanyalah candu masyarakat", tapi berkat pengaruhmu juga, aku tidak demikian. mungkin aku adalah jebolan sekolah agama yang sesat, bermain dalam dentingan nada yang dikatakan sebagai "para pemuja setan" meski sesungguhnya aku mengakui keberadaan surga dan neraka juga keesaan tuhan. Untukmu manisku, kau begitu mempesona, setajam Katana, Seindah Sakura. 

Untukmu melati rebutan mereka, yang hadir dan mekar dalam relief fiksi, tapi kau nyata, tumbuh manis dalam suasana tragis dan sadis, berusaha untuk tidak telrhilat miris dan menjadi aktor dalam bahasa puisi indah di muka bumi, juga hadir dalam suasana misteri, kau manis melati putih, indah dalam kata, lembut dalam pola, selalu menemani hujan rintik yang tak akan aku lupakan, aku tak dibalut asmara denganmu, sampai detik ini (entah nanti), aku hanya berbisik, bola basket lebih baik, dalam hal ini, kau inspirasi nyata dan hadir layaknya sesosok mahluk indah dan dekat dengan aku bersemayam, sosokmu jelas bunga melati dari tempat masa lalu, kau selalu menambah syukur dalam hidupku, menemani hati temanku dalam keterpurukan, kau adalah pengaruh yang lembut, ibarat palu dan arit dalam pemikiran kaum kiri, kau mampu merasuki kami, yang mengagumimu, dunia ini sadis temanku, kucuran air bernama uang yang kami kucurkan memang tak sepenuhnya disiram kepadamu, tapi percayalah, hujan akan turun menemanimu, membiarkanmu tumbuh subur dalam pekatnya kehidupanmu, tulislah semua ceritamu, agar aku bisa merefleksikan setiap kehidupanku, berpuisilah wahai melati langka, sebab tak ada badai menghalangimu, kau memang bunga yang indah, dan menjadi kebanggan bagi dia yang mungkin sedang melihatmu dalam rumah keabadian.

teruntuk kalian bunga-bunga langka, bersemilah, dalam hidup yang ironis ini, dalam neraca yang tidak seimbang ini, aku, kita, kami dan mereka yang setuju akan menjagamu, dan kalian pasti tau, Ia tak pernah tertidur layaknya aku.

All you need is love and respect