Selasa, 11 Maret 2014

Cermin Masa Lalu

Cermin Masa Lalu
Oleh: Faika M.A Unsulangi

Kadang manusia merindukan masa lalunya, terlebih yang masa lalunya hidup begitu indah, dibalut kesenangan dan dipertegas kebebasan, seperti contoh: mereka yang kali ini dipenjara, mereka sekarang terikat dalam sebuah sel kecil, kotor, bau dan hina, memang tak semua narapidana(hanya bagi mereka yang miskin uang), namun anggap saja semuanya, di masa lalunya, saat mereka adalah kumpulan manusia bebas, mereka pasti meridukannya, ataupun mereka yang dulunya adalah seorang yang saleh, hidupnya begitu putih dan penuh kebijkasanaan dan sekarang harus meringkus dalam balutan kesesatan yang sulit untuk di lepaskan, terlebih, mereka yang sudah masuk jauh kedalam jurang kehancuran. maaf bukan saya.

Manusia seyogya-nya adalah mahluk yang selalu berpikir dengan akal sehatnya, merasakan dengan hatinya dan juga senantiasa berubah, kenapa?, sebab selama manusia berpikir ia senantiasa berubah, sesuai dengan apa yang ia pikirkan, apa yang ia baca, apa yang ia tau, manusia pasti akan berubah, dia dinamis, sama seperti saya, dia, mereka, kita dan lain-lain, namun kadang proses berpikir yang membuat seseorang berubah malah membuat ia jauh lebih buruk dari sebelumnya, lebih hina, ironis dan tak jarang membuatnya hidup sia-sia, dalam novel berjudul Musashi karya Eiji Yoshikawa, Musashi mengatakan bahwa "jangan lakukan hal yang akan kau sesali", apa maksudnya? bukankah penyesalan datang terakhir?(ditanyakan juga oleh kaka tingkat), menurut interpretasi saya yang dimaksud "jangan lakukan hal yang akan kau sesali" ialah "berpikir jauh lah sebelum bertidak."bukan berarti tidak mengambil resiko dan akhirnya mundur, tapi selalu menggunakan pertimbangan. meniru samurai mungkin sulit namun, tak ada salahnya berguru dari seorang Musashi atas pernyataannya itu, kembali ke masalah masa lalu, sebelum kau membuat hari ini menjadi masa lalu dan membuat masa depan adalah hari ini, pikirkanlah. hidup buka PES yang bisa kau atur ulang. belajarlah dari masa lalu karena kau hidup dimasa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar